BUKATEJA, REAL INVESTIGASI| Kondisi Jalan Raya Kutawis–Karanggedang, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga, kian memprihatinkan. Lubang menganga di berbagai titik membuat jalur vital penghubung antar desa itu tak ubahnya “kubangan maut”. Tak hanya kendaraan warga yang rusak, tetapi juga sudah banyak pengendara yang terjatuh akibat jalan yang dibiarkan tanpa perbaikan.
Tokoh masyarakat sekaligus pemuda desa setempat, Andhika Galih Prastomo, S.H., menyuarakan kekesalannya. “Sudah bertahun-tahun jalan ini rusak, sudah sering kami adukan ke dinas terkait, tapi nyatanya belum ada penanganan yang serius. Tahun lalu kami sampai gotong royong menambal dengan semen, tapi hanya bertahan sebentar,” tegasnya.
Sebagai bentuk protes sekaligus peringatan bahaya, pemuda Desa Kutawis dan Karanggedang menanam pohon pisang di tengah lubang jalan. Aksi simbolik ini mencerminkan kekecewaan warga yang merasa dikhianati oleh janji perbaikan yang tak pernah terealisasi.
“Jalan ini seharusnya jadi nadi perekonomian warga, tapi sekarang justru jadi ancaman. Motor rusak dan orang jatuh karena menghindari lubang maupun terperosok ,” ungkap Wawan, salah seorang warga yang kerap menolong pengendara yang celaka.
Warga menilai, kerusakan jalan yang dibiarkan berlarut-larut merupakan bukti abainya pemerintah kabupaten terhadap keselamatan rakyatnya sendiri. “Kami sudah lelah hanya diberi janji. Jangan tunggu ada korban jiwa baru diperbaiki. Jalan ini seharusnya menjadi prioritas,” tegas Galih.
Kini, pohon pisang yang tumbuh di lubang jalan bukan sekadar pemandangan unik, melainkan potret getir warga Kutawis: protes yang lahir dari rasa frustasi karena suara mereka tak pernah benar-benar didengar.
Hendra.W
.jpeg)
0 Komentar