Langsung ke konten utama

Wali Murid Keluhkan Mahalnya Bahan Seragam Sekolah di SMPN 1 Bukateja Purbalingga, Total Capai Rp890 Ribu

 


REAL INVESTIGASI// PURBALINGGA, 19 Agustus 2025 — Setelah SMP N 1 Kutasari, SMP N 1 Padamara, dan SMP N 2 Bukateja sekarang wali murid SMP N 1 Bukateja Purbalingga menyampaikan keluhan yang sama terkait mahalnya biaya seragam sekolah. Paket seragam yang ditawarkan pihak sekolah terdiri dari bahan batik, seragam identitas, atribut, dan seragam olahraga dengan total harga mencapai Rp890 ribu. Nilai tersebut belum termasuk ongkos jahit untuk seragam batik dan Identitas.


Larangan Penjualan Bahan dan Seragam Sekolah


Padahal, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 420/1110.I/2023 tanggal 9 Mei 2023 tentang Larangan Penjualan Bahan dan Seragam Sekolah. Larangan itu mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010, Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016, dan Permendikbudristek Nomor 50 Tahun 2022.


Tanggapan Pihak Sekolah


Ketika dikonfirmasi, Humas SMP N 1 Bukateja menyatakan bahwa tidak ada paksaan bagi siswa maupun wali murid untuk membeli seragam melalui sekolah. Namun, saat ditanya soal harga, pihak humas mengaku tidak mengetahui detail dan menyarankan media menanyakan langsung ke koperasi sekolah.




Sayangnya, ketika media mendatangi koperasi sekolah, tidak seperti biasanya kondisi koperasi sedang tutup. Kepala sekolah SMPN 1 Bukateja Bapak Murdiono yang dihubungi melalui pesan WhatsApp juga tidak memberikan jawaban.


Transparansi Diharapkan Ketidakjelasan informasi ini menimbulkan pertanyaan publik mengenai transparansi pengadaan seragam di sekolah tersebut. Wali murid mendesak pihak sekolah membuka keterangannya secara jelas agar tidak menimbulkan kesan adanya indikasi mencari keuntungan yang tidak wajar dari penjualan seragam yang seharusnya dilarang.



Red

Postingan populer dari blog ini

Warga Majapura Bobotsari Geger, Pemuda 26 Tahun Nekat Akhiri Hidup Akibat Terlilit Hutang dan Kecanduan Judi Online

 Majapura, Bobotsari – Warga RT 01/05 Desa Majapura digemparkan dengan kabar duka pada Sabtu pagi (23/8), setelah Hendi Pemiliyo (26), seorang pemuda setempat, ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di depan kamar mandi rumahnya. Peristiwa tragis ini pertama kali diketahui oleh keponakan korban, Ayu, sekitar pukul 07.30 WIB. Saat itu, Ayu hendak mandi dan mendapati pamannya sudah tergantung. “Saya kaget dan langsung memanggil orang tua,” ujar Ayu dengan suara terbata. Menurut keterangan warga, Hendi dikenal sebagai sosok pendiam dan pernah mengabdikan diri sebagai guru ngaji atau ustadz di salah satu mushola desa tersebut. Namun di balik citra religiusnya, ternyata Hendi juga terjerat kebiasaan bermain judi online yang membuatnya terlilit utang dalam jumlah cukup besar. Keluarga menyebut, sehari sebelumnya Hendi baru saja dikembalikan ke rumah orang tuanya di Majapura oleh pihak keluarga istrinya. “Istri dan keluarganya keberatan karena banyaknya utang yang ditanggung a...

Iuran perpisahan SDN 1 Tlahab Kidul, Kecamatan Karangreja Capai 450.000, Ditetapkan Atas Kesepakatan Paguyuban Wali Murid

  REALINVESTIGASI//Purbalingga, 21/5/25–  Dugaan praktik pungutan liar kembali mencuat di SDN 1 Tlahab Kidul, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga.  Iuran perpisahan kelas VI yang mencapai Rp450.000 per siswa, diklaim sebagai hasil “kesepakatan” paguyuban wali murid, komite sekolah, dan pihak sekolah, Berapapun nominalnya,  pungutan ini adalah bentuk ketidakadilan yang mencederai semangat pendidikan gratis.   Klaim “kesepakatan”  tersebut  terasa hampa dan  menipu.  Bagaimana bisa  kesepakatan  dikatakan tercapai  jika  sejumlah wali murid  terpaksa  menelan pil pahit  karena  terhimpit  tekanan  dan  ketidakberdayaan  dihadapkan pada  keputusan  yang  telah  ditetapkan  sebelumnya?  Kebebasan  orang tua  untuk  menolak  terbatas,  sementara  ancaman  terselubung  terhadap  anak-anak mereka  tampak...

Jatuh dari Pohon Kelapa, Warga Kutasari Dilarikan ke Rumah Sakit

  Humas polres purbalingga Realinvestigasi//Polres Purbalingga - Polda Jateng | Seorang penderes jatuh dari pohon kelapa di Desa Meri, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga, Senin (13/1/2025). Akibatnya penderes tersebut mengalami sejumlah luka dan harus menjalani perawatan di rumah sakit. Kapolsek Kutasari Iptu Heru Riyanto mengatakan peristiwa penderes jatuh dari pohon kelapa terjadi sekira pukul 07.30 WIB. Korban bernama Tumiarso Sakim (53) warga Desa Meri RT 14 RW 6, Kecamatan Kutasari.  "Korban jatuh dari pohon kelapa saat akan mengambil nira hasil sadapan di kebun kelapa yang lokasinya kurang lebih 500 meter dari rumahnya," ungkap Kapolsek. Disampaikan bahwa peristiwa tersebut pertama kali diketahui oleh saksi bernama Suminto (45) warga Desa Meri. Saksi saat itu sama-sama sedang memanjat pohon kelapa untuk mengambil nira.  "Saat sedang memanjat, saksi mendengar suara seperti benda terjatuh. Kemudian ada suara minta tolong," kata Kapolsek. Saksi kemudian tu...