Langsung ke konten utama

Ratusan Warga Desa Petuguran Gelar Demo Di Balai Desa Terkait Ketahanan Pangan, Sekdes Di Minta Mengundurkan Diri




 REAL INVESTIGASI// Banjarnegara, – Ratusan warga masyarakat Desa Petuguran Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara pertanyakan Dana Desa (DD) tahun 2022--2023 yang digunakan program ketahanan pangan, pada hari Rabu 13/08/2025.


Dana Desa yang bersumber dari pemerintah pusat guna untuk program--program yang bisa mensejahterakan masyarakat, maka jangan sampai salah dalam menggunakanya.


Jika disalah gunakan, akan  mengundang masyarakat, tidak percaya atas kinerja pemerintahan Desa, dan mengundang warga masyarakat berbondong bondong menggelar demo, mendatangi Balai Desa.


Demo warga masyarakat Desa Petuguran di hadiri oleh Forkompicam, serta dikawal Aparat keamanan guna untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan.


Anto Korlap demo di Balai Desa Petuguran menuturkan bahwa yang kami tanyakan angaran ketahanan pangan pada tahun 2022--2023, untuk pengadaan kambing yang nilainya jurang lebih Rp. 500.000.000,- 



Hingga saat ini belum ada penjelasan kepada masyarakat sehingga masyarakat mengadakan demo untuk meminta pertanggung jawaban dari pihak-pihak yang di duga menyalah gunakan anggaran dana ketahanan pangan.


Dan masalah itu sudah sering di pertanyakan oleh Ketua BPD, selaku Badan Permusyawaratan Desa,  namu tidak pernah ada jawaban yang pas dengan keinginan warga masyarakat, sehingga masyarakat gelar  demo dan audensi di Balai Desa Petuguran.


Yang di tuntut oleh masyarakat termasuk dengan penyewaan  tanah bengkok yang tanpa musyawarah dengan lembaga yang ada di Desa Petuguran, penyewaan tersebut dalam surat yang di tandatangani Jumirah selaku sekdes,  pungkasnya. 


Jumirah Sekdes Desa Petuguran saat di konfirmasi oleh awak media menjelaskan  “Terkait dengan ketahanan pangan sudah di selesaikan melalui kejaksaan dan sudah disuruh mengembalikan ke Pemerintah Desa.



Termasuk hasil penjualan kambing, Program Ketahanan Pangan 2022 – 2023 Sudah di kembalikan ke Pemerintah Desa Semuanya ini ada rincian dan kwitansi pengembalian,“Ungkapnya


Arum Triyono Selaku BPD Saat di tanya Awak media terkait dengan demo masyarakat di Desanya menuturkan.


” Demo atau Audensi itu hak masyarakat menyampaikan pendapat, karena ada kejanggalan dalam Program Ketahanan Pangan juga  penyewaan tanah bengkok, maka warga masyarakat gela demo.


Bisanya warga masyarakat Demo menggeruduk Kantor Balai Desa ya wajar saja kerena ketika di tanyakan tidak ada jawaban yang memuaskan, dan saya selaku wakil masyarakat ya mengikuti masyarakat selagi itu benar, saja," pungkasnyan.


AKP. Harun Nurosid, SH.MM menyampaikan bahwa dalam Demo/Audensi dari warga masyarakat di Balai Desa Petuguran Berjalan dengan aman dan tertib, tidak ada yang anarkis.


Itu semua karena warga masyarakat Desa Petuguran pemikirannya sudah Dewasa dan cinta terhadap Desanya.


Dan Demo/Audensi ini menandakan bahwa warga masyarakat Desa Petuguran peduli terhadap Desanya agar supaya bisa lebih maju dari segala segi pembangunan baik fisik atau non fisik.


Alhamdulillah dalam pengamanan kami juga di bantu dari Polres, dan juga Koramil 11/Punggelan dan yang lainnya.


Pesan dari Kami semoga warga masyarakat Desa Petuguran bisa menjaga kondusifitas, ingat jangan sampai merusak Desanya sendiri karena yang  rugi ya dirinya sendiri,"tutupnya.



Redaksi

Postingan populer dari blog ini

Warga Majapura Bobotsari Geger, Pemuda 26 Tahun Nekat Akhiri Hidup Akibat Terlilit Hutang dan Kecanduan Judi Online

 Majapura, Bobotsari – Warga RT 01/05 Desa Majapura digemparkan dengan kabar duka pada Sabtu pagi (23/8), setelah Hendi Pemiliyo (26), seorang pemuda setempat, ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di depan kamar mandi rumahnya. Peristiwa tragis ini pertama kali diketahui oleh keponakan korban, Ayu, sekitar pukul 07.30 WIB. Saat itu, Ayu hendak mandi dan mendapati pamannya sudah tergantung. “Saya kaget dan langsung memanggil orang tua,” ujar Ayu dengan suara terbata. Menurut keterangan warga, Hendi dikenal sebagai sosok pendiam dan pernah mengabdikan diri sebagai guru ngaji atau ustadz di salah satu mushola desa tersebut. Namun di balik citra religiusnya, ternyata Hendi juga terjerat kebiasaan bermain judi online yang membuatnya terlilit utang dalam jumlah cukup besar. Keluarga menyebut, sehari sebelumnya Hendi baru saja dikembalikan ke rumah orang tuanya di Majapura oleh pihak keluarga istrinya. “Istri dan keluarganya keberatan karena banyaknya utang yang ditanggung a...

Iuran perpisahan SDN 1 Tlahab Kidul, Kecamatan Karangreja Capai 450.000, Ditetapkan Atas Kesepakatan Paguyuban Wali Murid

  REALINVESTIGASI//Purbalingga, 21/5/25–  Dugaan praktik pungutan liar kembali mencuat di SDN 1 Tlahab Kidul, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga.  Iuran perpisahan kelas VI yang mencapai Rp450.000 per siswa, diklaim sebagai hasil “kesepakatan” paguyuban wali murid, komite sekolah, dan pihak sekolah, Berapapun nominalnya,  pungutan ini adalah bentuk ketidakadilan yang mencederai semangat pendidikan gratis.   Klaim “kesepakatan”  tersebut  terasa hampa dan  menipu.  Bagaimana bisa  kesepakatan  dikatakan tercapai  jika  sejumlah wali murid  terpaksa  menelan pil pahit  karena  terhimpit  tekanan  dan  ketidakberdayaan  dihadapkan pada  keputusan  yang  telah  ditetapkan  sebelumnya?  Kebebasan  orang tua  untuk  menolak  terbatas,  sementara  ancaman  terselubung  terhadap  anak-anak mereka  tampak...

Jatuh dari Pohon Kelapa, Warga Kutasari Dilarikan ke Rumah Sakit

  Humas polres purbalingga Realinvestigasi//Polres Purbalingga - Polda Jateng | Seorang penderes jatuh dari pohon kelapa di Desa Meri, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga, Senin (13/1/2025). Akibatnya penderes tersebut mengalami sejumlah luka dan harus menjalani perawatan di rumah sakit. Kapolsek Kutasari Iptu Heru Riyanto mengatakan peristiwa penderes jatuh dari pohon kelapa terjadi sekira pukul 07.30 WIB. Korban bernama Tumiarso Sakim (53) warga Desa Meri RT 14 RW 6, Kecamatan Kutasari.  "Korban jatuh dari pohon kelapa saat akan mengambil nira hasil sadapan di kebun kelapa yang lokasinya kurang lebih 500 meter dari rumahnya," ungkap Kapolsek. Disampaikan bahwa peristiwa tersebut pertama kali diketahui oleh saksi bernama Suminto (45) warga Desa Meri. Saksi saat itu sama-sama sedang memanjat pohon kelapa untuk mengambil nira.  "Saat sedang memanjat, saksi mendengar suara seperti benda terjatuh. Kemudian ada suara minta tolong," kata Kapolsek. Saksi kemudian tu...