Langsung ke konten utama

Aliansi Bersatu Tegas Kawal dan Kritik Kebijakan Pemkab Purbalingga yang Anti-Rakyat

 


REALINVESTIGASI// Purbalingga, 18 Agustus 2025 — Tokoh masyarakat, politisi, ketua LSM, dan pimpinan ormas se-Kabupaten Purbalingga berkumpul di Pendopo Sangga Langit, menyoroti kebijakan Pemerintah Kabupaten Purbalingga yang jelas-jelas tidak pro-rakyat.


Pertemuan ini menjadi panggung tegas untuk mengawal dan menolak kebijakan yang merugikan rakyat. Isu utama yang mengemuka: mahalnya seragam sekolah, kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tanpa kejelasan manfaat, serta dugaan penyalahgunaan anggaran oleh kelompok tertentu di pemerintahan.


Icus Susilo, SH, inisiator gerakan, mengkritik tajam:

“Keluhan rakyat berhamburan, tetapi Pemkab hanya bungkam. Purbalingga mau dibawa ke mana sebenarnya? Jika pemerintah tak berpihak pada rakyatnya, kami akan suarakan!”


Imam Maliki menyoroti berbagai persoalan: pajak yang mencekik, layanan BPJS yang buruk, BUMD yang merugi, dan rakyat miskin yang terus terbebani biaya pendidikan.

“Kalau bukan kita yang bersuara, siapa lagi? Kebijakan anti-rakyat harus kita lawan!” tegasnya.



Dari kalangan akademisi, Dr. Indaru mengingatkan bahwa Purbalingga butuh sinergi seluruh elemen masyarakat.

“Aliansi Bersatu adalah kekuatan moral dan sosial untuk menuntut perubahan nyata yang berpihak pada rakyat,” ujarnya.


Puji Siswondo, pemerhati pendidikan, menyoroti mahalnya bahan seragam dan dugaan korupsi penggunaan dana BOS.

“Ini membebani rakyat dan harus diawasi ketat. Dengan Aliansi Bersatu, kami ingin Purbalingga bebas dari praktik korupsi,” tegasnya.


Selamet Wahidin menutup pertemuan dengan ajakan aksi nyata dan konsisten.

“Kita kawal pemerintah agar tak keluar dari rel. BUMD yang carut-marut harus diperbaiki. Hanya dengan kekompakan, Purbalingga bisa maju,” katanya.


Aliansi Bersatu menegaskan komitmen menjadi garda terdepan pengawal pemerintahan, mengkritisi kebijakan menyimpang, dan memastikan suara rakyat tidak hanya didengar, tapi ditindaklanjuti.



Agung

Postingan populer dari blog ini

Warga Majapura Bobotsari Geger, Pemuda 26 Tahun Nekat Akhiri Hidup Akibat Terlilit Hutang dan Kecanduan Judi Online

 Majapura, Bobotsari – Warga RT 01/05 Desa Majapura digemparkan dengan kabar duka pada Sabtu pagi (23/8), setelah Hendi Pemiliyo (26), seorang pemuda setempat, ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di depan kamar mandi rumahnya. Peristiwa tragis ini pertama kali diketahui oleh keponakan korban, Ayu, sekitar pukul 07.30 WIB. Saat itu, Ayu hendak mandi dan mendapati pamannya sudah tergantung. “Saya kaget dan langsung memanggil orang tua,” ujar Ayu dengan suara terbata. Menurut keterangan warga, Hendi dikenal sebagai sosok pendiam dan pernah mengabdikan diri sebagai guru ngaji atau ustadz di salah satu mushola desa tersebut. Namun di balik citra religiusnya, ternyata Hendi juga terjerat kebiasaan bermain judi online yang membuatnya terlilit utang dalam jumlah cukup besar. Keluarga menyebut, sehari sebelumnya Hendi baru saja dikembalikan ke rumah orang tuanya di Majapura oleh pihak keluarga istrinya. “Istri dan keluarganya keberatan karena banyaknya utang yang ditanggung a...

Iuran perpisahan SDN 1 Tlahab Kidul, Kecamatan Karangreja Capai 450.000, Ditetapkan Atas Kesepakatan Paguyuban Wali Murid

  REALINVESTIGASI//Purbalingga, 21/5/25–  Dugaan praktik pungutan liar kembali mencuat di SDN 1 Tlahab Kidul, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga.  Iuran perpisahan kelas VI yang mencapai Rp450.000 per siswa, diklaim sebagai hasil “kesepakatan” paguyuban wali murid, komite sekolah, dan pihak sekolah, Berapapun nominalnya,  pungutan ini adalah bentuk ketidakadilan yang mencederai semangat pendidikan gratis.   Klaim “kesepakatan”  tersebut  terasa hampa dan  menipu.  Bagaimana bisa  kesepakatan  dikatakan tercapai  jika  sejumlah wali murid  terpaksa  menelan pil pahit  karena  terhimpit  tekanan  dan  ketidakberdayaan  dihadapkan pada  keputusan  yang  telah  ditetapkan  sebelumnya?  Kebebasan  orang tua  untuk  menolak  terbatas,  sementara  ancaman  terselubung  terhadap  anak-anak mereka  tampak...

Jatuh dari Pohon Kelapa, Warga Kutasari Dilarikan ke Rumah Sakit

  Humas polres purbalingga Realinvestigasi//Polres Purbalingga - Polda Jateng | Seorang penderes jatuh dari pohon kelapa di Desa Meri, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga, Senin (13/1/2025). Akibatnya penderes tersebut mengalami sejumlah luka dan harus menjalani perawatan di rumah sakit. Kapolsek Kutasari Iptu Heru Riyanto mengatakan peristiwa penderes jatuh dari pohon kelapa terjadi sekira pukul 07.30 WIB. Korban bernama Tumiarso Sakim (53) warga Desa Meri RT 14 RW 6, Kecamatan Kutasari.  "Korban jatuh dari pohon kelapa saat akan mengambil nira hasil sadapan di kebun kelapa yang lokasinya kurang lebih 500 meter dari rumahnya," ungkap Kapolsek. Disampaikan bahwa peristiwa tersebut pertama kali diketahui oleh saksi bernama Suminto (45) warga Desa Meri. Saksi saat itu sama-sama sedang memanjat pohon kelapa untuk mengambil nira.  "Saat sedang memanjat, saksi mendengar suara seperti benda terjatuh. Kemudian ada suara minta tolong," kata Kapolsek. Saksi kemudian tu...