Purbalingga,Realinvestigasi||Dalang wayang golek Kampung kemukusan Selakambang(KKs) .Kusno Spd mendampingi awak media Realinvestigasi menata dan menyungging wayangGolek / kulit di Rumah Wayang.Kemukus (Dokumentasi Desa Wisata Wayang.
Belasan mural tokoh wayang mewarnai sepanjang jalan lingkungan menuju Joglo Omah Wayang, tempat aktivitas perajin dan pegiat wayang di Desa selakambang Kecamatan Kaligondang Purbalingga atau Kampung Berseri Kemukusan Selakambnq (KKS)
Wayang golek dan Kulit kemukus. adalah Usaha Bersama (UB) Arjuna Watak tokoh wayang Arjuna atau Janoko kuat, pantang pulang sebelum menang, dan prasetya janji. Itulah yang menjadi prinsip pengelolaan Rumah wayang Kemukus hingga kini. Ujar Kusno S pd
Kampung itu berada 4500 meter dari titik Koordinat pendopo kabupaten Purbalingga' Supriatin menjadi saksi bagaimana para perajin wayang bertahan di tengah perubahan kondisi sosial budaya.
Mayoritas penduduknya sudah menjadi juru tatah atau pemahat wayang dan sungging atau mewarnai wayang lebih dari 25 tahun, Karya perajin itu digunakan dalang-dalang wilayah Banyumas dan Indonesia
Warga Desa Rumah Wayang Golek dan wayang kulit Kemukus, Selakambang, menjaga moral menjadi suguhan ke generasi melenial supaya jangan Melalaikan budaya leluhur. Rumah Wayang Kemukus satu satunya rumah Wayang yang ada dan menjaga budaya wayang golek dan wayang kult purbalingga .(Istimewa/Dokumentasi Desa Wisata Wayang)
Kini, Agus susanto satu perajin rata-rata bisa membuat delapan hingga belasan wayang per bulan untuk pasar domestik dengan penghasilan kotor Rp5juta-Rp6 juta. ,Kasno S pd yang juga koordinator lapangan Desa Wisata Rumah Wayang Kemukus menceritakan lika-liku wayang kemukus.
Ekonomi global yang lesu sejak 2024 berakibat pasar Regional juga menurun. Akibatnya para perajin wayang kini hanya fokus pada permintaan /Peminat Padahal, dulunya produk wayang Kulit mereka pernah dijadikan cenderamata para pejabat Negara .
“Memang jatuh bangun, sudah berusaha maksimal agar Wayang kemukus tidak bubar. Baru pada Agustus 2018 Kampung kemukus resmi menjadi Kampung Berseri Rumah wayang Kulit” kata kasno saat kepada Media REAL INVESTIGASI Minggu ( 2/ 6/2024).
Kusno mendampingi Awak media saat belajar menatah dan menyungging wayang kulit di Desa Selakambang Wayang.
“Harapan para perajin wayang kala itu sangat sederhana. Setidaknya bisa makan untuk esok. Pesanan tak ada,” katanya.
Seusai Rumah Wayang, kegiatan Desa Wisata beragam Seperti Wisata Religi, ( syeh Hasan Bukhori,) dan wisata makanan khas Purbalinga produk wisata juga berhasil. Desa Selakambang tak hanya menjadi kampung perajin wayang, tapi menjelma desa wisata yang kekinian dan edukatif. hingga sensasi menikmati hidangan ala perdesaan di wisata gembrungan
Setidaknya, Rumah wayang telah berhasil menghadirkan desa wisata yang kokoh dan menerapkan empat pilar. Di antaranya pilar pendidikan, pilar lingkungan, pilar kewirausahaan, dan pilar kesehatan.
setempat, terlibat dalam penyelenggaraan posyandu lansia, hingga pengobatan gratis. Di pilar pendidikan, mereka komitmen untuk terus menjaga rantai pelestarian wayang Kulit dan desa wisata melalui edukasi pembuatan wayang kulit pada anak usia PAUD hingga SD.
“Kami senang dan ingin terus mengenalkan wayang bagi generasi yang akan datang melalui edukasi. Tak jarang, kita yang datangi sekolah-sekolah,” katanya.
Anak-anak menikmati dan Memahami pengenalan watak yang di bawa wayang menjadi penegakan pilar penyampaian moralitas hidup
Rumah wayang Kemukus Pada akhirnya menjadi Desa Wisata Wayang tak sekadar menjadi objek wisata, melainkan menjadi magnet ekosistem pariwisata yang mengedepankan banyak nilai kebermanfaatan.
Terakhir, di pilar wirausaha, wayang Kemukus banyak mengedukasi para perajin wayang agar bisa meningkatkan taraf hidup. Di antaranya dengan strategi pemasaran digital (digital marketing), pengoptimalan media sosial, lokapasar, dan fotografi.
Kini kusno, sudah berhasil bertanding melawan berbagai tantangan. Ia berhasil mengaktualisasi sifat tangguh dan kuat sosok Arjuna Soal regenerasi perajin wayang kulit Kemukus selalu optimis melahirkan Arjuna Arjuna baru. Salah satunya Syafana,13, anak yang berbakat menggambar serta menyungging wayang kulit di Selakambang.
“Ke depan, kami ingin punya gamelan. Angan saya, ekosistem wisata edukasi budayanya kian lengkap,” harap Kasno S pd
0 Komentar